30 Desember 2008

Penghujung Tahun Masehi


Penghujung Masehi 2008 sekaligus awal Muharam 1430 H ini Alhamdulillah banyak di berikan berkah dan anugerah.

Mulai dari keluarga, usaha, komunitas dan teman.

Tahun ini Alhamdulillah sudah bisa mandiri untuk tidak bergantung ke orangtua lagi keluarga kami mencoba mandiri walaupun belum berstatus memiliki, usaha kami telah memiliki tempat sendiri yang di bangun dengan biaya sendiri pula, semakin aktif di komunitas TDA yang tadinya cuma berani ngintip lewat milis dan blog sedulur sekarang sudah bisa kopdar malahan ikut mastermind, bertambahnya teman adalah hal yang pasti kita update dan upgrade seakan akan memiliki seribu teman pun kurang.

Resolusi tahun depan, entahlah belum bisa bikin nih ... flow aja tapi tetap punya target dan rencana, tetap belajar dari teman2 juga, moga-moga sesuai pula dengan takdir yang telah di tentukan Allah, Amien.

Silaturrahim Ke Tanah Abang



Selasa kemarin untuk kali pertama saya menjelajah tanah abang dengan diantar guide dadakan, sedulur di MM transformers yang memang telah memiliki usaha di tanah abang ini, pak Edi dengan toko online dan offline nya Alifia.

Rencana nya kita akan bentuk suatu usaha baru di bidan garment jadi perlu lihat2 pasar dulu, sempet muter2 di blok A kemudian sholat dan makan siang, rencananya juga sekaligus ingin silaturrahim ke pak Haji Alay.

Tanpa saya duga ternyata ada temen MM lain yang juga punya rencana untuk silaturrahim ke pak Haji, Pak Heru dan Pak Heri yang akan mengajukan suatu rencana ke pak Haji, akhirnya kami bertiga bersilaturrahim ke kantor pak Haji, Alhamdulillah banyak ilmu dan sharing yang di dapat.

Diakhiri dengan sholat Ashar, akhirnya kami pun pamit.

Pengalaman pertama exploring tanah abang, silaturrahim dengan senior TDA sekaligus interkasi langsung dengan pengusaha tanah abang.

29 November 2008

Seharusnya ...



Harusnya it's been long time ago untuk menjadi lelah seperti sekarang
Harusnya it's been long time ago untuk membangun peradaban
Harusnya it's been long time ago menyesali

But l i f e must go on

Tak ada kata it's too late untuk menikmati semuanya
Tak ada kata it's too late untuk memulai
Tak ada kata menyesal selain tak mengulangi

Dalam ungkapan arab "Waktu adalah pedang"
Bukan
"waktu adalah uang"

Beruntunglah sahabat yang menjadi enterpreneur sedari dini
Beruntunglah sahabat yang menikah muda membentuk keluarga dini sesuai sunnah
Beruntunglah sahabat yang cepat melihat peluang
Beruntunglah sahabat yang memulai manfaat

18 November 2008

Sebelum kopi darat, cek dulu 123 people



Tidak ada yang nama nya “privasi”di internet. Situs web seperti spokeo dan wink telah membuktikan nya. Menyusul kedua nya.123people juga telah membuka pintu nya untuk pencarian orang secara internasional (sebelum nya untuk kawasan eropa)dengan mengubah status menjadi open beta beberapa waktu yang lalu.

Layanan ini mampu menggali informasi dari berbagai situs web di dunia maya di antaranya adalah goodle, flickr, facebook, youtube, alamat e-mail, nomor telepon, dan profil linkedln. Selain itu, 123 people juga dapat mengumpulkan keterangan dari sumber-sumber seperti MYSPACE, bloglines, friendstar, last.fm, zoominfo, blogger, dan masih banyak lagi. jadi tak heran jika hasil pencariannya terbilang cukup akurat. jika tidak percaya, silakan ketikan nama anda sendiri di sana. ada lima opsi wilayah pencarian yang bisa anda pilih yakni austria, jerman, swiss, amerika serikat, dan dunia.Untuk mencari orang indonesia, tentunya anda pilih opsi terakhir. untuk menggaet pengguna,123 people tak ketinggalan menambahkan sejumlah fitur anyar seperti hasil pencarian real time, crowdsourcing data(memungkinkan orang lain merating kualitas informasi mengenai seseorang dan menambahkan data baru) biografi, dan berita dari beberapa sumber seperti CNN, New York times,Wall Street journal, dan Usa today.

Jadi, sebelum kopi darat dengan teman chatting anda,cek dulu informasi nya di www.123people.com

Sumber : PCplus Nov 08


Jangan cepat melupakan kenangan-kenangan
dimana kebersamaan, kegembiraan dan syahdu menjadi satu
karna itu akan menjadi cerita
yang akan tertulis dengan pasti di hati.

08 November 2008

Mudah-mudahan Khusnul Khotimah (Do'a)



Alur perjalanan hidup seseorang memang bermacam-macam, semua telah di tentukan oleh Allah SWT sesuai dengan syariatnya, beraneka ragam lika liku yang ditemui sedari insan tersebut lahir kedunia ini, kadang kebahagiaan,kesedihan,ujian,kisah-kisah tak terlupakan, yang tentu telah di berikan Allah sesuai dengan kemampuan manusia tersebut.

Jadi yakinlah bila kita diberikan suatu kebahagiaan,ujian,atau kesedihan sudah barang tentu kita akan mampu menghadapinya karna Allah sudah menentukan bahwa kita akan sanggup menerimanya,tinggal dari keyakinan kita sajalah hal itu semua mampu untuk kita hadapi.

Hari minggu ini saya nganter istri ikut seminar sertifikasi guru di universitas mercubuana, kebetulan saya tidak ikut istri masuk ruangan seminar, dari rumah saya sudah berniat untuk sholat dhuha di masjid minimal musholla universitas tersebut. Didepan musholla terdapat panjat dinding (wall climbing)milik mapala kampus tersebut bertuliskan SWATALA yang saya tebak mungkin itu nama pencinta alam kampus ini.

Sesaat fikiran saya flash back kebelakang ... alur kehidupan saya ...

Kegiatan outdoor adalah hal yang sangat saya cintai semenjak saya SMP dulu, sampai sekarang, kebetulan tetangga saya salah satu anggota MAPALA salah satu universitas di jakarta,sejak SMP saya sudah diajak olehnya untuk ngecamp buka tenda di tengah kebun jati di kampung saya sampai dikenalkan ke alam sebenarnya beberapanya gunung salak gunung gede pangrango sewaktu SMA dulu.

Memasuki masa kuliah kecintaan terhadap alam semakin menjadi-jadi, saya sempat ambil formulir pendaftaran MAPALA di kampus, tapi apa daya Allah belum berkenan ...
salah satu syarat adalah ijin orang tua berikut lampiran keterangan dan tanda tangannya, orang tua tidak setuju dengan keinginan saya ini ...

Tapi hidup harus terus berlanjut ...

Dekat dengan rumah ada sebuah pesantren orang tua menyarankan saya untuk pesantren sambil kuliah (pulang kuliah) santri kalong namanya yang nyantrinya cuma habis magrib sampe jam setengah sembilan trus pulang ngga nginep.

Beberapa tahun kedepan ...

Selesai kuliah saya buka usaha kecil-kecilan, kegiatan alam tetap berlanjut dengan tetap menjadi simpatisan MAPALA di kampus maupun jalan sendiri, terbukti beberapa gunung di jawa barat dan jawa tengah sempet dikunjungi + kegiatan outdoor lainnya ...

Mudah mudahan Khusnul Khotimah ...

Sampai sekarang saya semakin dekat dengan pesantren tempat saya nyantren dulu, nganter kyai adalah kegiatan rutin saya minimal 2 x sebulan entah nganter ceramah, nganterin anak2 nya, nganterin urusan pesantren, ngga bisa jadi orang alim (kyai/ulama) ngga pa pa jadi supir + murid kyai, he he ...

Dan sekarang ...

Menikmati kehidupan, bersyukur atas jalan hidup yang di berikan, tidak menyesali setiap keinginan yang tidak tercapai, lanjut menjalani kegiatan hidup sesuai dengan syariatnya ...

Tiap hari belajar enterpreneur, seminggu sekali baca wirid bareng ngaji kitab kuning di pesantren, tiga bulan sekali kegiatan outdoor ...

Mudah-mudahan Khusnul Khotimah ...

06 September 2008

Kuasai dan Kendalikan Dirimu



Hal yang paling sulit kita lakukan adalah mengalahkan musuh terbesar kita yaitu diri kita sendiri. Jika kita sudah dapat mengalahkan dan mengendalikan diri kita sendiri, berarti kita sudah mencapai tahap kecerdasan spiritual yang tinggi. Mengalahkan dan mengendalikan diri sendiri bukanlah sebuah peristiwa, tetapi sebuah kebiasaan dan kedisiplinan yang harus kita lakukan setiap hari.

Ada sebuah syair yang ditulis oleh penulis anonim, berjudul An Indian Prayer berbunyi demikian: ”I seek strength. Not to be greater than my brother, but to fight the greatest enemy, myself……” Syair ini saya temukan tertempel di kamar belajar seorang teman saya di Amerika Serikat dua puluh tahun yang lalu. Penyair ini telah menemukan rahasia terbesar kehidupan ini, yaitu pertempuran terus-menerus dengan dirinya sendiri.

Seseorang disebut ”kuat” ketika dia sudah menemukan cara untuk mengalahkan dan mengendalikan dirinya. Inilah hal yang kita sadari sangat kurang dalam diri kita. Mengalahkan dan mengendalikan diri, menurut JFC Fuller, seorang jenderal pada angkatan bersenjata Inggris, menunjukkan kebesaran karakter seseorang. Mengendalikan orang lain hanya menunjukkan sebagian kebaikan karakter kita. Jadi salah satu komponen yang penting dalam memperkaya kehidupan spiritual kita adalah pengendalian diri, yaitu mengalahkan musuh terbesar yaitu diri kita sendiri.
Lao Tsu, filsuf Cina, pernah mengatakan, ”Menundukkan orang lain membutuhkan tenaga. Menundukkan diri kita sendiri membutuhkan kekuatan.” Ternyata lebih mudah bagi kita untuk menundukkan orang lain daripada menundukkan diri sendiri. Seperti kita ketahui bahwa salah satu anugerah Tuhan kepada manusia adalah kesadaran diri (self awareness). Hal ini berarti kita memiliki kekuatan untuk mengendalikan diri. Kesadaran diri membuat kita dapat sepenuhnya sadar terhadap seluruh perasaan dan emosi kita. Dengan senantiasa sadar akan keberadaan diri, kita dapat mengendalikan emosi dan perasaan kita.

Namun seringkali kita ”lupa” diri, sehingga lepas kendali atas emosi, perasaan dan keberadaan diri kita. Oleh karena itu agar dapat mengendalikan dan menguasai diri, kita harus senantiasa membuka kesadaran diri kita melalui upaya memasuki alam bawah sadar (frekuensi gelombang otak yang rendah) maupun suprasadar melalui meditasi (red : Klo muslim berdzikir).

Dimensi Pengendalian Diri

Mengalahkan diri sendiri memiliki dua dimensi yaitu mengendalikan emosi dan disiplin. Mengendalikan emosi berarti kita mampu mengenali/memahami serta mengelola emosi kita, sedangkan kedisiplinan adalah melakukan hal-hal yang harus kita lakukan secara ajeg dan teratur dalam upaya mencapai tujuan atau sasaran kita.

a. Mengendalikan Emosi
Kecerdasan emosi merupakan tahapan yang harus dilalui seseorang sebelum mencapai kecerdasan spiritual. Seseorang dengan Emotional Quotient (EQ) yang tinggi memiliki fondasi yang kuat untuk menjadi lebih cerdas secara spiritual. Seringkali kita menganggap bahwa emosi adalah hal yang begitu saja terjadi dalam hidup kita. Kita menganggap bahwa perasaan marah, takut, sedih, senang, benci, cinta, antusias, bosan, dan sebagainya adalah akibat dari atau hanya sekedar respons kita terhadap berbagai peristiwa yang terjadi pada kita.
Menurut definisi Daniel Goleman dalam bukunya Emotional Intelligence, emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis, dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Sedangkan Anthony Robbins (penulis Awaken the Giant Within) menunjuk emosi sebagai sinyal untuk melakukan suatu tindakan.
Di sini dia melihat bahwa emosi bukan akibat atau sekedar respons tetapi justru sinyal untuk kita melakukan sesuatu. Jadi dalam hal ini ada unsur proaktif, yaitu kita melakukan tindakan atas dorongan emosi yang kita miliki. Bukannya kita bereaksi atau merasakan perasaan hati atau emosi karena kejadian yang terjadi pada kita.

b. Menguasai Diri dan Kedisiplinan
Kata ‘disiplin’ atau ‘self-control’ berasal dari bahasa Yunani, dari akar kata yang berarti ”menggenggam” atau ”memegang erat”. Kata ini sesungguhnya menjelaskan orang yang bersedia menggenggam hidupnya dan mengendalikan seluruh bidang kehidupan yang membawanya kepada kesuksesan atau kegagalan. John Maxwell mendefinisikan ‘disiplin’ sebagai suatu pilihan dalam hidup untuk memperoleh apa yang kita inginkan dengan melakukan apa yang tidak kita inginkan. Setelah melakukan hal yang tidak kita inginkan selama beberapa waktu (antara 30 – 90 hari), ‘disiplin’ akhirnya menjadi suatu pilihan dalam hidup untuk memperoleh apa yang kita inginkan dengan melakukan apa yang ingin kita lakukan sekarang!! Saya percaya kita bisa menjadi disiplin dan menikmatinya setelah beberapa tahun melakukannya.
Berikut saya mengutip tulisan John Maxwell tentang disiplin diri yang merupakan syarat utama bagi seorang pemimpin:
All great leaders have understood that their number one responsibility was for their own discipline and personal growth. If they could not lead themselves, they could not lead others. Leaders can never take others farther than they have gone themselves, for no one can travel without until he or she has first travel within. A leader can only grow when the leader is willing to ‘pay the price’ for it.
Dalam buku Developing the Leader Within You, John Maxwell menyatakan ada dua hal yang sangat sukar dilakukan seseorang. Pertama, melakukan hal-hal berdasarkan urutan kepentingannya (menetapkan prioritas). Kedua, secara terus-menerus melakukan hal-hal tersebut berdasarkan urutan kepentingan dengan disiplin.

Berikut beberapa hal yang perlu kita lakukan untuk meningkatkan disiplin diri:

1. Tetapkan tujuan atau target yang ingin dicapai dalam waktu dekat.
2. Buat urutan prioritas hal-hal yang ingin kita lakukan.
3. Buat jadwal kegiatan secara tertulis (saya selalu menempelkan jadwal kegiatan saya di dinding depan meja kerja saya di rumah).
4. Lakukan kegiatan sesuai dengan jadwal yang kita buat, tetapi jangan terlalu kaku. Jika perlu, kita dapat mengubah jadwal tersebut sesuai dengan kondisi dan situasi.
5. Berusahalah untuk senantiasa disiplin dengan jadwal program kegiatan yang sudah kita susun sendiri. Sekali kita tidak disiplin atau menunda kegiatan tersebut, akan sulit bagi kita untuk kembali melakukannya.

Melalui pengendalian emosi, penguasaan diri dan kedisiplinan kita dapat lebih memahami diri kita dan bagaimana cara memanfaatkan potensi luar biasa dalam diri kita sehingga kita menjadi manusia yang lebih cerdas secara spiritual. Namun, semua ini tidak akan ada artinya jika kita tidak melakukan sesuatu. Kita harus melakukan sesuatu untuk mencapai kehidupan yang berkelimpahan dan berkualitas, karena hanya kita sendiri yang dapat mengubah kehidupan kita.

Dikutip dari :
Aribowo Prijosaksono (email:aribowo_ps@hotmail.com) dan Roy Sembel (http://www.roy-sembel.com) adalah co-founder dan direktur The Indonesia Learning Institute – INLINE (http://www.inline.or.id), sebuah lembaga pembelajaran untuk para eksekutif dan profesional.

02 September 2008

Kangen ...



Kangen suasana ketika saya kecil ...

ketika setelah sholat tarawih berkumpul rapih dan manis, menyimak teman-teman bergantian membaca Al Qur'an ayat demi ayat a'in demi a'in ...

Kangen suasana malam yang tak sepi seperti sekarang, dimana masjid dan musholla ramai akan kegiatan tadarrus dan silaturrahim ...

Kangen teman-teman remaja masjid tarawih keliling, buka puasa bareng, pesantren kilat bareng, sahur bareng dan bakti sosial ...

semuanya tak tergantikan, pengalaman-pengalaman, kenangan-kenangan itu ...

Demi masa, sesungguhnya manusia merugi, kecuali mereka yang beriman.
Ingatlah selalu 5 Perkara sebelum datang yang 5.

- Sehat sebelum Sakit
- Muda sebelum Tua
- Kaya sebelum Miskin
- Lapang sebelum Sempit
- Hidup sebelum Mati

31 Agustus 2008

Melahirkan dan merealisasikan anak yang sholeh (Part 2)



Melanjutkan tulisan sebelumnya ...

Kita sebagai orang tua harus mampu menjadi bijaksana, mesti mampu memperhatikan langkah-langkah yang harus di tempuh dalam merealisasikan obsesi dalam melahirkan anak yang shalih. Di bawah beberapa langkah yang cukup representatif dan membantu mewujudkan obsesi tersebut:

1. Opini atau persepsi orang tua atau anak yang shalih tersebut harus benar-benar sesuai dengan kehendak Islam berdasarkan Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam , bersabda:

إِذَا مَاتَ بْنُ آدَمَ اِنْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ، صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْ لَهُ.

Artinya: “Jika wafat anak cucu Adam, maka terputuslah amalan-amalannya kecuali tiga: Sadaqah jariah atau ilmu yang bermanfaat atau anak yang shalih yang selalu mendoakannya.” (HR.Muslim)

Dalam hadits ini sangat jelas disebutkan ciri anak yang shalih adalah anak yang selalu mendoakan kedua orang tuanya. Sementara kita telah sama mengetahui bahwa anak yang senang mendoakan orang tuanya adalah anak sedari kecil telah terbiasa terdidik dalam melaksanakan kebaikan-kebaikan,melaksanakan perintah-perintah Allah Subhannahu wa Ta'ala , dan menjauhi larangan-laranganNya. Anak yang shalih adalah anak yang tumbuh dalam naungan DienNya, maka mustahil ada anak dapat bisa mendoakan orang tuanya jika anak tersebut jauh dari perintah-perintah Allah Subhannahu wa Ta'ala dan senang bermaksiat kepadaNya. Anak yang senang bermaksiat kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala , jelas akan jauh dari perintah Allah dan kemungkinan besar senang pula bermaksiat kepada kedua orang tuanya sekaligus.
Dalam hadits ini dijelaskan tentang keuntungan memiliki anak yang shalih yaitu, amalan-amalan mereka senantiasa berkorelasi dengan kedua orang tuanya walaupun sang orang tua telah wafat. Jika sang anak melakukan kebaikan atau mendoakan orang tuanya maka amal dari kebaikannya juga merupakan amal orang tuanya dan doanya akan segera terkabul oleh Allah Subhannahu wa Ta'ala .
Jadi jelaslah bagi kita akan gambaran anak yang shalih yaitu anak yang taat kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala , menjauhi larangan-laranganNya, selalu mendoakan orang tuanya dan selalu melaksanakan kebaikan-kebaikan.

2. Menciptakan lingkungan yang kondusif ke arah tercipta-nya anak yang shalih.
Lingkungan merupakan tempat di mana manusia melaksana-kan aktifitas-aktifitasnya. Secara mikro lingkungan dapat dibagi dalam tiga bagian, yaitu:

a. Lingkungan keluarga
Keluarga merupakan sebuah institusi kecil dimana anak mengawali masa-masa pertumbuhannya. Keluarga juga merupakan madrasah bagi sang anak. Pendidikan yang didapatkan merupakan pondasi baginya dalam pembangunan watak, kepribadian dan karakternya.
Jika anak dalam keluarga senantiasa terdidik dalam warna keIslaman, maka kepribadiannya akan terbentuk dengan warna keIslaman tersebut. Namun sebaliknya jika anak tumbuh dalam suasana yang jauh dari nilai-nilai keIslaman, maka jelas kelak dia akan tumbuh menjadi anak yang tidak bermoral.
Seorang anak yang terlahir dalam keadaan fitrah, kemudian orang tuanyalah yang mewarnainya, Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda:

كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ. (رواه البخاري).

Artinya: “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan yang fitrah (Islam), maka orang tuanya yang menyebabkan dia menjadi Yahudi, Nasrani atau Majusi.” (HR. Al-Bukhari)

Untuk itu orang tua harus dapat memanfaatkan saat-saat awal dimana anak kita mengalami pertumbuhannya dengan cara menanamkan dalam jiwa anak kita kecintaan terhadap diennya, cinta terhadap ajaran Allah Subhannahu wa Ta'ala dan RasulNya Shallallaahu alaihi wa Salam, sehingga ketika anak tersebut berhadapan dengan lingkungan lain anak tersebut memiliki daya resistensi yang dapat menangkal setiap saat pengaruh negatif yang akan merusak dirinya.
Agar dapat memudahkan jalan bagi pembentukan kepribadian bagi anak yang shalih, maka keteladanan orang tua merupakan faktor yang sangat menentukan. Oleh karena itu, selaku orang tua yang bijaksana dalam berinteraksi dengan anak pasti memperlihatkan sikap yang baik, yaitu sikap yang sesuai dengan kepribadian yang shalih sehingga anak dapat dengan mudah meniru dan mempraktekkan sifat-sifat orang tuanya

b. Lingkungan Sekolah
Sekolah merupakan lingkungan di mana anak-anak berkumpul bersama teman-temannya yang sebaya dengannya. Belajar, bermain dan bercanda adalah kegiatan rutin mereka di sekolah. Sekolah juga merupakan sarana yang cukup efektif dalam membentuk watak dan karakter anak. Di sekolah anak-anak akan saling mempengaruhi sesuai dengan watak dan karakter yang diperolehnya dalam keluarga mereka masing-masing. Anak yang terdidik secara baik di rumah tentu akan memberi pengaruh yang positif terhadap teman-temanya. Sebaliknya anak yang di rumahnya kurang mendapat pendidikan yang baik tentu akan memberi pengaruh yang negatif menurut karakter dan watak sang anak.
Faktor yang juga cukup menentukan dalam membentuk watak dan karakter anak di sekolah adalah konsep yang diterapkan sekolah tersebut dalam mendidik dan mengarahkan setiap anak didik.
Sekolah yang ditata dengan managemen yang baik tentu akan lebih mampu memberikan hasil yang memuaskan dibandingkan dengan sekolah yang tidak memperhatikan sistem managemen. Sekolah yang sekedar dibangun untuk kepentingan bisnis semata pasti tidak akan mampu menghasilkan murid-murid yang berkwalitas secara maksimal, kualitas dalam pengertian intelektual dan moral keagamaan.
Kualitas intelektual dan moral keagamaan tenaga pengajar serta kurikulum yang dipakai di sekolah termasuk faktor yang sangat menentukan dalam melahirkan murid yang berkualitas secara intelektual dan moral keagamaan.
Oleh sebab itu orang tua seharusnya mampu melihat secara cermat dan jeli sekolah yang pantas bagi anak-anak mereka. Orang tua tidak harus memasukkan anak mereka di sekolah-sekolah favorit semata dalam hal intelektual dan mengabaikan faktor perkembangan akhlaq bagi sang anak, karena sekolah tersebut akan memberi warna baru bagi setiap anak didiknya.
Keseimbangan pelajaran yang diperoleh murid di sekolah akan lebih mampu menyeimbangkan keadaan mental dan intelektualnya. Karena itu sekolah yang memiliki keseimbangan kurikulum antara pelajaran umum dan agama akan lebih mampu memberi jaminan bagi seorang anak didik.

c. Lingkungan Masyarakat
Masyarakat adalah komunitas yang terbesar dibandingkan dengan lingkungan yang kita sebutkan sebelumnya. Karena itu pengaruh yang ditimbulkannya dalam merubah watak dan karakter anak jauh lebih besar.
Masyarakat yang mayoritas anggotanya hidup dalam kemaksiatan akan sangat mempengaruhi perubahan watak anak kearah yang negatif. Dalam masyarakat seperti ini akan tumbuh berbagai masalah yang merusak ketenangan, kedamaian, dan ketentraman.
Anak yang telah di didik secara baik oleh orang tuanya untuk selalu taat dan patuh pada perintah Allah Subhannahu wa Ta'ala dan RasulNya, dapat saja tercemari oleh limbah kemaksiatan yang merajalela disekitarnya. Oleh karena itu untuk dapat mempertahankan kwalitas yang telah terdidik secara baik dalam institusi keluarga dan sekolah, maka kita perlu bersama-sama menciptakan lingkungan masyarakat yang baik, yang kondusif bagi anak.

Melahirkan dan merealisasikan anak yang sholeh (Part 1)



Malam tadi, ketika saya dan istri sedang menyantap hidangan sahur, anak saya sabiq bangun dari tidurnya, padahal atas kesepakatan saya dan istri kami tidak akan membangunkan si kecil yang beberapa hari yang lalu itu genap berusia 1 tahun …

Si kecil pun akhirnya ikut makan sahur, pada romadlon pertama dalam hidupnya …

Terbersit oleh saya memang sudah semestinya si kecil bangun, mungkin ini sudah di atur Allah, ini merupakan pendidikan sedari dini, pembiasaan, bila orang tuanya beribadah maka sudah semestinya si kecil di sertakan … sahur merupakan rangkaian ibadah dari pada bulan romadlon.

Sekedar informasi, anak saya ini sudah bisa adzan walaupun belum jelas ataupun ketika saya sholat baik wajib atau sunah pasti anak saya ini menghampiri saya dia akan ikut sujud apabila saya sujud …

Memang tak mudah untuk menciptakan generasi yang islami di zaman sekarang ini …

Semua harus di awali dari diri kita sendiri, dan ini merupakan rangkaian …

1. Di awali dari sang orang tua, ketika remaja dahulu saya sudah berencana untuk mendapatkan istri yang akan melahirkan dan mendidik anak-anak saya dengan islami dan baik, dan untuk mencapainya saya ber ikhtiyar untuk mendawamkan ibadah2 di luar ibadah wajib, salah satunya ibadah sholat dhuha dimana salah satu fadhilah nya adalah untuk mendapatkan jodoh yang baik “di mata Allah” …

2. Rangkaian selanjutnya adalah ketika proses “pembuatan” sang anak, sebagian besar dari kita bila sudah satu tempat tidur dengan istri pasti lupa untuk berwudlu terlebih dahulu, (memang syetan sangat lihai menggoda), pastikan untuk selalu berwudlu terlebih dahulu, jangan lupa untuk rangkaian do’a-do’a nya, dan setelah “proses pembuatan” itu jangan lupa untuk ber wudlu lagi plus niat untuk memperoleh anak keturunan yang sholeh sholehah dan di ridloi Allah …

3. Proses kehamilan pun menjelang, pastikan untuk memberikan suplemen “rohani” yang baik di samping suplemen jasmani pada si jabang bayi yang masih berada dalam kandungan, banyak cara yang bisa dilakukan yang apabila di paparkan disini akan sangat panjang …

4. Proses kelahiran, siapkan diri anda untuknya … siapkan tatacara menyambut sang bayi, dari mulai syariatnya sampi perlengkapannya.

5. Setelah proses kelahiran, usahakan untuk terus menjaga, mensupport ibu dan sang bayi, saya sudah mencucikan baju anak saya sedari bayi, membantu mengurus keperluan sang ibu dan bayi (ini tidak akan terjadi apabila saya tidak ber wira usaha, saya tidak terikat oleh jam kantor …).

6. Anak mulai besar (anak saya berumur 1 tahun) contohkan perbuatan2 baik, biasakan untuk berdo’a sebelum melakukan aktivitas apapun, jaga dan rawat anak dengan kasih sayang …

Semoga tulisan ini membantu saya untuk mengingat hal-hal yang pernah terjadi pada keluarga dan diri, menuju masa depan yang lebih baik dan di ridloi Allah SWT, Amien


Marhaban Yaa Syahru Romadlon ...

29 Agustus 2008

Siapa yang bicara ...


Undzur Ma Qoola Walaa Tandzur Man Qoola

"Lihatlah apa yang di bicarakan dan jangan kamu lihat siapa yang berbicara"

Artinya apabila ada seseorang berbicara kebaikan, ilmu, wawasan dsb tidak mengandung madhorot kita dapat mengambil ilmu darinya tanpa melihat siapa yang berbicara.

Di lihat dari sudut pandang Syariat

Lain lagi jika di lihat dari sudut pandang Tasawwuf

Undzur Man Qoola Walaa Tandzur Ma Qoola

"Lihatlah siapa yang berbicara dan jangan kamu lihat apa yang di bicarakannya"

Banyak terjadi kita temui orang yang berbicara kebaikan dsb, tapi kualitas orang tersebut tidak sesuai dengan apa yang ia bicarakan, berbicara shodaqoh tetapi ia sangat jarang bershodaqoh, berbicara sholat tetapi sholatnya saja masih bolong-bolong, dsb, seperti tong kosong nyaring bunyinya.

Bahwa kita harus melihat kualitas orangnya dulu, baru mendengarkan kata-katanya.

Telur yang di hasilkan dari ayam kampung tentu akan berbeda dengan telur yang di hasilkan oleh ayam negeri ...

Tulisan ini merupakan intropeksi pada diri sendiri, bahwa ilmu dan kata-kata tidak harus di umbar sedemikian rupa melainkan kita harus menjalankan nya, menerapkannya baru kemudian mencontohkannya atau memberitahukannya kepada teman, saudara atau keluarga.

Seperti konsep dakwah yang pernah Rosul ajarkan ...

S a b i q ...



Tiap pagi sampai siang kesibukan saya yang utama adalah "njaga" anak saya, Muhammad Sabiq namanya, ibunya mengajar SDN tak jauh dari tempat tinggal kami.

Memang sedari bayi Sabiq di urus saya dan ibu nya, kami ingin membesarkan anak pertama kami ini dengan tangan kami sendiri, bukan tangan baby sitter atau pembantu, seperti "sebagian" keluarga yang suami dan istri nya bekerja.

Setelah sang bunda pulang, kami bergantian, biasanya saya baru bisa pergi keluar untuk menemui client, dsb.

Berharap, Sabiq bisa merasakan kasih sayang sepenuhnya ...

sampai saat ini pun saya masih mencari format yang tepat untuk dapat terus ber enterpreneur tanpa mengabaikan keluarga ...

smoga Allah memberi berkah dan meridloi ...

Bantu Technical Support untuk Dompet Dhuafa



Sudah 2 hari ini staff kami standby di Dompet Dhuafa pusat bantu-bantu kerjaan Komputer (technical support), 2 bulan kami di minta untuk membantu DD yang kekurangan tenaga IT nya karna banyaknya pekerjaan untuk Ramadhan.

Untuk anak toko sendiri ini merupakan ajang untuk menambah teman, saudara, ilmu dan wawasan.

Kesenggol berkah Ramadhan ...

02 Agustus 2008

Kekuatan Tanpa Kekerasan



Saat itu, Dr. Arun Gandhi (cucu dari Mahatma Gandhi), masih berusia 16 Thn dan tinggal bersama orang tuanya di tengah-tengah kebun tebu, 18 mil di luar kota Durban, Afrika selatan. Mereka tinggal jauh di pedalaman dan tidak memiliki tetangga. Maka tidak herna kesempatan untuk pergi ke kota baga Arun dan dua saudara perempuannya adalah hal yang luar biasa..
Hari itu, Arun sangat gembira, Bagaimana tidak, Sang ayah minta di antar ke kota untuk menghadiri sebuah konfrensi, seharian penuh. Kota, bagi bagi pemuda abg ini adala laksana syurga, mengunjungi teman atau menonton bioskop adalah sebuah daya tarik tersendiri. Selain mengantar ayah dan menservices mobil ia pun mendapat order dari ibunya untuk belanja keperluan sehari-hari.
Pagi itu, setiba di tempat konferensi, ayahnya berkata, “ayah tunggu kau di sini jam 5 sore. Lalu kita akan pulang ke rumah bersama-sama”. Baik ayah, jawab Arun. Segera ia selesaikan semua pekerjaan yang dibebankan kepadanya.
Setelah semua selesai. Arun pergi ke bioskop dan dia benar-benar terpikat dengan dua permainan John Wayne sehingga lupa akan waktu. Begitu ia melihat jam ia terkejut demi melihat pukul 17:30. Arun berlari menuju bengkel dan teburu-buru menjemput ayahnya yang sudah menununggunya sedari tadi. Saat itu sudah hampir pukul 18:00.
Dengan gelisah ayahnya menanyakannya ”kenapa kau terlambat?”.
Arun sangat malu untuk mengakui bahwa dia menonton film John Wayne sehingga dia menjawab “Tadi mobilnya belum siap sehingga saya harus menunggu”. Padahal ternyata tanpa sepengetahuannya. Sang ayah telah menelepon bengkel mobil itu. Dan kini ayahnya tahu kalau arun berbohong.
Lalu Ayahnya berkata, “Ada sesuatu yang salah dalam membesarkan kau sehingga kau tidak memiliki keberanian untuk menceritakan kebenaran kepada ayah. Untuk menghukum kesalahan ayah ini, ayah akan pulang berjalan kaki dan memikirkannya baik-baik.”
Kemudian, dengan tetap mengenakan pakaian dan sepatu ayah tiga anak ini mulai berjalan kaki pulang ke rumah. Padahal hari sudah gelap, sedangkan 18 mil jarak yang harus mereka tempuh bukanlah jalan yang nyaman. Arun tidak bisa meninggalkan ayahnya, maka selama lima setengah jam, Arun mengendarai mobil pelan-pelan dibelakang beliau. Arun pun tersiksa, demi melihat penderitaan yang dialami oleh ayahnya hanya karena ketidak jujuran yang ia lakukan.
Sebuah kisah inspiratif ini, terus saja menghantui dan menginspirasi. Bukan apa, sebab disaat yang bersamaan beredar (kembali) kisah kekerasan dalam rumah tangga. Buah hati yang masih mungil itu cacat setelah disetrika oleh ayahnya karena sebuak kesalahan sepele.
Ndidik anak. Sebuah kata yang menjadi mantra pembenaran tindak kekerasan. Berdasarkan data Komnas Perlindungan Anak, tercatat 481 kasus kekerasan terhadap anak sepanjang tahun 2003. Angkanya meningkat menjadi 544 kasus pada 2004, baik itu berupa kekerasan seksual, fisik, psikologis, serta ekonomi. Yang mengejutkan, ternyata 60% pelaku kekerasan terhadap anak adalah orang tuanya sendiri tutur Dr. Seto Mulyadi.

Padahal menurut Dorothy Law Nolthe:

Jika anak dibesarkan dengan Permusuhan, ia belajar berkelahi.
Jika anak dibesarkan dengan Cemoohan, ia belajar Rendah Diri.
Jika anak dibesarkan dengan Penghinaan, ia belajar Menyesal Diri.
Jika anak dibesarkan dengan Toleransi, ia belajar Menahan Diri.
Jika anak dibesarkan dengan Dorongan, ia belajar Percaya Diri.
Jika anak dibesarkan dengan Pujian, ia belajar Menghargai.
Jika anak dibesarkan dengan Sebaik-baik perlakuan, ia belajar Keadilan.
Jika anak dibesarkan dengan Rasa aman, ia belajar Menaruh Kepercayaan.
Jika anak dibesarkan dengan Dukungan, ia belajar Menyenangi Dirinya.
Jika anak dibesarkan dengan Kasih sayang dan Persahabatan, ia belajar menemukan cinta dalam Kehidupannya.

Maraknya episode kekerasan yang melibatkan banyak pihak disekolah, dijalan, dikantor serta lainnya boleh jadi harus menjadi warning kita semua. Menjadikan itu semua momentum untuk merevolusi pola ndidik anak di rumah.
Tegas (untuk sesuatu yang fundamental) berbeda dengan keras. Ia tidak boleh hilang dan terabaikan memang. Menurut Gazhali, kita dan anak adalah bagaikan busur dan anak panahnya. Tugas busur adalah menaruh anak panah pada posisi yang tepat, menariknya dengan kuat, mengarahkannya kemudian melepaskannya dengan sekuat tenaga kearah yang benar tentunya.
Kembali ke kisah diatas, setelah Arun dewasa ia pun bertutur jujur mengenai kisah diatas; “Sering kali saya berfikir mengenai episode itu dan merasa heran. Seandainya Ayah menghukum saya sebagaimana kita menghukum anak-anak kita, maka apakah saya akan mendapatkan sebuah pelajaran mengenai kejujuran tanpa kekerasan? Saya kira tidak. Saya akan menderita atas hukuman itu dan melakukan hal yang sama lagi. Tetapi, hanya dengan satu tindakan tanpa kekerasan yang sagat luar biasa, sehingga saya merasa kejadian itu baru saja terjadi kemarin. Itulah kekuatan tanpa kekerasan. “Sejak itu saya berjanji, tidak akan pernah berbohong lagi.

Di kutip dari Buletin Lembaga Zakat Dompet Dhuafa Edisi bulan Juli 08

Jum'at Ceria


Bagi umat Islam hari jum'at adalah hari istimewa, sayyidul Ayyam, dimana begitu banyak kelebihan-kelebihan terdapat di dalamnya.

Dimulai kamis malam, selepas maghrib masjid & musholla mengumandangkan yasin, tahlil, dan tahmid sampai isya menjelang, dan tak lupa, malamnya bagi umat yang sudah berumah tangga merupakan malam ibadah dimana ibadah hubungan jasmani dilipat gandakan oleh Allah SWT.

Saya pribadi begitu exciting ketika hari kamis datang, "wah besok jum'at ya" ... rangkaian ibadahnya cukup sederhana pagi sebelum sholat jum'at potong kuku tangan, kaki, rapihkan kumis, jenggot dan bulu-bulu lainnya lanjut dengan mandi sunnah jum'at.

Sampai di Masjid, setelah baca do'a masuk masjid, saya berniat ber i'tikaf di dalam masjid (hakikatnya mulai duduknya kita di masjid, mendengarkan khutbah, sampi selesai sholat ju'm'at kita sedang duduk ber i'tikaf di dalam masjid, itu yang kyai saya ajarkan) sambil menunggu adzan berkumandang istighfar ya ghoffar 100 x mudah-mudahan dengan me wiridkan salah satu Asmaul Husna tsb, dosa kami di ampuni.

Setelah adzan berkumandang di mulailah rangkaian khutbah tapi bagi kita yang mengamalkan syariat tidak lupa untuk memperhatikan syarat sah dan rukun sholat jum'at itu sendiri.

Selesai sholat sebelum kaki berubah saya membaca Surat Fatihah, Al Falaq, An Nass, Al Ikhlas + Do'a Abu Nawas (Ilahilastulil Firdausi Ahlaa Walaa Akwal 'Alan Naaril Jahiymi ..... ) semuanya 7 x . Insya Allah Berkah rezeki Dunia Akhirat.

Pulang dari masjid waktunya istirahat persiapan acara nanti sore di pesantren ...

Adzan Ashar berkumandang setelah menunaikan sholat segera saya, istri dan anak berangkat ke Pesantren tidak jauh dari rumah, Jam 4 wirid bersama di mulai, wirid Haylalah, pembacaan Lailahaillallah 1000 x dan Asma Allah 1000 x, di lanjut dengan rangkaian do'a-do'a, setelahnya kami makan bersama biasanya di hidangkan Nasi Kebuli.

Adzan Magrib berkumandang, biasanya kami pulang dahulu ...

Adzan Isya berkumandang lagi, rangkaian kegiatan masih berlanjut, setelah sholat kami kembali ke pesantren.

Pesantren mengadakan pengajian umum, saat ini masih membahas 2 kitab, Bulughul Marom dan Riyadlus Sholihin, pengajian kitab kuning ini dilakukan dengan cara pembacaan kitab dan penjelasan secara lugas di sertai penjelasan tasawuf nya ...

Pengajian selesai jam 21.30 ...

Tak ada lelah dan penyesalan seharian meninggalkan pekerjaan, yang ada rasa puas dan bahagia bathin yang tak terkira.

Saatnya pulang dan istirahat, smoga masih di berikan umur oleh Allah untuk bertemu jum'at selanjutnya, jum'at yang ceria.

03 Juli 2008

Rekreasi ala Teknisi Komputer


3 Bulan lalu bengkel kami rihlah melepas kebekuan kerja harian, mengunjungi obyek wisata kawah ratu daerah Cibatok Jawa Barat, seperti beberapa bulan lalu ketika kami memutuskan untuk hiking ke Gunung Gede kali ini anak2 memutuskan untuk “hiking” lagi.

Memang belakangan ini saya memutuskan untuk memberikan kesempatan anak2 toko untuk berlibur tempatnya terserah, tapi biasanya saya sudah memberikan usulan dan alternatif, akomodasi di tanggung toko.

Alhamdulillah anak2 memutuskan untuk terus tertarik dengan alam, saya sendiri semenjak SMA dulu terus menjalani kegiatan ini.

Memang untuk usaha kecil saya ini, saya belum bisa memberikan “sesuatu yang lebih” untuk anak2 toko, bagi kami saat ini untuk bisa tetap survive dalam usaha macam ini sudah Alhamdulillah.

Sambil terus berbenah internal, memperbaiki manajemen, memperbaiki kinerja dan lainnya. Kami berharap dapat terus solid dalam usaha kami ini walaupun masih dalam skala kecil.

05 April 2008

What Happen To Me ???


Ada sesuatu yang hilang sepertinya pada diri saya di hari minggu ini ...

Penuh penyesalan ...

Awal minggu ini saya dapat undangan dari TDA M, seminar Pak Tung 3 hari di JITEC, saya benar-benar sudah berniat untuk datang, belum pernah saya datang ke seminar semacam ini ...

Browsing saya belakangan ini melihat aktifitas millis (tanpa pernah kontribusi dsb, hanya memantau acara, berita, dan ilmu pengetahuan) saya belum berani aktif, minggu 06 April 08 undangan dari pak Isdiyanto untuk founder dan aktifis TDA semua, saya sangat ingin hadir, terlebih di millis saya lihat pak Eri Sudewo (DD) berniat untuk datang (saya ngefans sama beliau, saya kenal beliau beberapa tahun lalu ketika masih menjabat di Dompet Dhuafa,terakhir tahun 2006 lalu saya bareng ikut rombongan DD yang mengadakan road show ke kalimantan, beliau salah satu nara sumber)

Kamis 03 April 2008 saya sudah merencanakan besok untuk berangkat pagi ...

Kamis malam, saya check listing pekerjaan, hutang2 pekerjaan, aktifitas usaha kecil saya, dll, PENUH.

Jumat saya memutuskan untuk tidak berangkat, anak-anak toko belum bisa ditinggal, kerjaan bisa berantakan.

Sabtu, saya memutuskan untuk bantu istri beres2 perabot karna minggu ini kita baru pindah kontrakan ...

Minggu, pagi ini saya semangat untuk memaksakan ikutan ke Omah Sendok, jam 6 saya sudah start bantu istri nyapu, ngepel, beres2 rumah, momong si kecil dan ... guest what ... jam 10 semuanya baru selesai ... mandi, sholat dhuha, dan pada akhirnya terdampar di sebuah warnet dekat rumah, agenda gagal, dan seperti biasa buka millis, dan blogroll kawan kawan TDA, berusaha menghilangkan kesedihan ...

Back to the past ...

Semenjak hadir di Milad TDA II Januari 2008 kemarin saya tergerak untuk mulai bergerak mengembangkan usaha saya lagi, termotivasi oleh founder dan kawan-kawan di TDA ...

Februari 2008, omset saya menurun drastis, tapi tetap dengan setia dan rutin saya buka milling list TDA dan blog kawan-kawan semua, sambil berusaha mencari formula yang tepat untuk usaha kecil saya ini. WHAT HAPPEN TO ME ???

memang semenjak saya mendirikan usaha bengkel komputer ini beberapa tahun yang lalu, saya mendirikan nya tanpa modal sedikit pun, berusaha membangun usaha kecil, awalnya sendiri kemudian berangsur angsur 6 orang tetangga2 saya didik dari 0, 2008 ini staff saya tinggal 3 orang, 3 orang lainnya telah berhasil untuk mencari tempat pekerjaan yang lebih baik.

2007 kemarin saya berusaha mengembangkan usaha dengan menyewa tempat pinggir jalan (awalnya di garasi rumah orang tua), 2008 ini saya terpuruk bulan depan saya kembali ke rumah orang tua (tapi dlm 2 bln ini saya membangun ruangan diatas garasi untuk workshop saya dan beberapa staff), saya kehabisan modal untuk memperpanjang kontrak di tambah beban pengeluaran harian dan bulanan.

Awalnya saya berniat untuk kembali TDB (nggak mau pusing), tapi setelah saya pikir ulang, tidak mungkin saya melepas 3 staff saya dan menambah pengangguran padahal niat saya dulu untuk memberdayakan anak2 kampung yang jobless, ditambah begitu sayangnya meninggalkan pelanggan2 kita (Dompet Dhuafa, sekolah musik Farabi, Beberapa Studio Dwiki Dharmawan, beberapa fakultas di UIN Jakarta, beberapa BMT di daerah ciputat, YPAC, Kantor2 sekitar ciputat dan jakarta selatan, pelanggan rumahan, dll).

Bagaimana ya ... ini semua karena ,

Saya kurang manajemen, tidak ada target, kurang modal, kurang sumber daya, dan lain sebagainya ...

saya berharap setelah pindah nanti bisa lebih fokus memperbaiki usaha saya ini ...

Mudah-mudahan ada hikmah tersendiri dari hari minggu yang menyedihkan ini ...