27 Desember 2007

Direktur sering lembur ! ...

Alhamdulillah walaupun kerjaan kecil-kecil tapi bengkel komputer kami tak pernah sepi, walaupun pada hari libur.

Contohnya hari ini, harusnya di hari minggu begini saya total di rumah bantu-bantu istri, cuci popok anak, cuci piring, nyapu, ngepel, atau nggosok. He he mirip pembantu ya ... tapi memang itu kemauan saya bukan paksaan istri saya atau pihak manapun.

Iya, hari minggu ini saya mesti mendatangi sebuah kantor di pamulang yang me-request beberapa CPU nya untuk di check, anak-anak toko pada libur semua. Saya janjikan client saya jam 2 siang ternyata ngaret, kerjaan rumah nyapu, ngepel, nyuci, nyikat kamar mandi, baru kelar sekitar jam stengah 2 an siang, setelah mandi dan sholat lanjut ke toko, nyiapin alat-alat tempur lengkap biar ndak bolak balik dan terlihat lebih professional.

Ba’da ashar akhirnya saya baru berangkat berkali-kali telp saya berbunyi, saya janjikan sebentar lagi saya sampai. Saya pikir dengan persiapan alat-alat lengkap sebenarnya akan lebih mempercepat waktu servis dan check saya (tentu saja di kombinasikan dengan ilmu dan pengalaman), di bandingkan dengan “sebagian kecil teknisi” yang kalo mau jalan ketempat client nya main slonong boy aja tanpa persiapan yang matang, ini juga yang terus saya terapkan ke anak-anak toko, saya mengistilahkannya “alat-alat tempur”.

Setelah sampai di tempat, saya memperkenalkan diri, barulah saya memulai “lembur ini”,
Memang untuk client yang tergolong baru ada untungnya juga klo saya yang mengunjungi, anak-anak toko belum cukup pengalaman untuk bisa memikat para client terutama client baru, belum bisa memberikan kesan “at the first sight”. Emotional Quotient (EQ) mereka harus benar-benar terus di asah.

Kurang lebih 45 menit waktu saya habiskan, total check dan servis 3 CPU sekitar 20 menit, selebihnya ngobrol saling mengenal lebih dekat dengan pengelola dan menejer toko.

Memang klo baru “buka jalur begini” kita harus tebar pesona sama client.

Walhasil walaupun sering lembur di toko sampe malam (ngurusin kerjaan-kerjaan yang ndak bisa anak-anak kerjakan) atau datangi client di hari-hari libur, ndak menjatuhkan martabat saya sebagai leader di bengkel kami, istilah direktur belum tepat di sandang saat ini, bengkel kami masih berusaha mencari jalan dan terus mencoba berkembang.

L i f e ...


Dalam satu sisi dunia kita pasti mengetahui begitu banyak keanekaragaman
Kehidupan, adat istiadat, tata cara, ilmu, alam dan aspek-aspek lainnya. Dunia secara fisik …, begitu sedikit yang baru kita ketahui dan kita jelajahi, akankah kita mempunyai nurani untuk dapat menjelajahi bumi Alloh ini, antara kedalaman Atlantic dan begitu tingginya Everest, panas dan teriknya gurun Sahara atau hijaunya permadani rerumputan Sabana. Dalami ketika anda berjalan pagi hari di punggungan sebuah pegunungan dalam dinginnya udara diantara bukit dan pepohonan atau … Resapi makna kehidupan ketika anda berdiam diri menyaksikan camar yang beterbangan dalam bayangan surya yang berangsur menghilang dalam keheningan suasana diantara debur ombak yang sesekali menerjang pasir halus dipinggiran samudra ciptaan Alloh yang maha luas.

Akankah ………………. ?

Sisi dunia yang lain, sisi dunia yang terkadang tak tersentuh oleh segelintir kaum yang minim akan ketajaman hati nurani, sisi dunia diantara jiwa. Seni membuat hati dan jiwa terdalam kita merasakan, memperhatikan, mencontoh, mengaplikasikan dimensi jenis kehidupan lain yang begitu beragam tentu saja dengan proporsional dan tidak berlebihan. Inilah intinya, akankah kita dapat merasakan dan menyatu dalam kehidupan ketika dalam suatu waktu kita berada dalam sekumpulan intelektual duniawi dengan berbagai disiplin ilmu diiringi dengan wacana-wacana berbobot, atau dalam kehidupan lain kita terdampar dalam sekumpulan kaum sangat agamis sarat akan kealiman yang mereka miliki para intelektual akhirat, atau pula ketika kita berada ditengah kehidupan masyarakat pedesaan sarat dengan keluguan, kejujuran dan kehangatan atau ketika kita berada di tengah hiruk pikuknya pusat kota dengan aktivitas keseharian diiringi dengan keegoisan dan materialisme ataukah dalam dimensi kehidupan lainnya yang tak mungkin kita paparkan kesemuanya. Yang jelas dan terpenting, akankah mental dan jiwa cepat membuat semua kehidupan yang pernah kita rasakan tersebut berlalu dan terlupakan. Membuat kita tak bisa lagi menelaah dan mempelajarinya dikemudian hari untuk bahan pengalaman hidup kita, untuk membuat hidup kita lebih berarti dan bermakna diridloi Alloh.

Akankah …………………….. ?

Jelajahi dunia Alloh dengan bermakna, dunia apapun …
Dapatkah kita mensinkronisasikan dunia dan kehidupan
Yang pernah dan akan selalu kita rasakan … akankah
Kita terus mengembangkan ilmu dan menyelaraskannya
Dengan berbagai pengalaman, just like they say
“Experience is the best teacher”, dapatkah kita
Menyelaraskan dan menyeimbangkan hati ditengah
Tengah kehidupan, sama seperti kita merasakan sejuk
Dan selarasnya alam pegunungan, atau syahdu dan
bermaknanya pesisir samudra, Semoga ……….